Showing posts with label job vacancy. Show all posts
Showing posts with label job vacancy. Show all posts

Friday, June 18, 2010

Secrets You Need To Keep From Friends at Office

Socialize it shall be done in your work. Maintain a good relationship with colleagues not only makes your job so much more smoothly, but also make you more comfortable in doing your job. Friendly environment is one factor that can make an employee eager to complete their responsibilities.

Good relationships with colleagues sometimes can be developed into every a good friend. You spend time with him after work hours, 'chat' about personal matters or on the job. Yet, as intimate as you intimately with colleagues, there are limitations on what can you 'talked about' with them. Among them are as follows:



Your efforts to find a new job. Maybe you're excited when you found a suitable job opportunity or be called for tests and interviews. You want to immediately share stories with people closest to you, including a friend who is an office colleague. However, no matter how much desire, you better hold 'lust' storytelling. It is not impossible this news will be circulated among the management and they start to doubt your loyalty to the company, though you are determined to continue to fulfill your responsibility to find a new job. If you find that you will decide to stay in the company right now, this issue will affect the possibility of promotion that you will receive.



Salaries and allowances amount you receive. Salary is a sensitive issue that should not be discussed with other employees. Even some companies cautioned to any matters relating to the amount of salary, allowances or bonuses are not discussed with other employees. The goal is not arise the atmosphere of unpleasant and unconducive to work because another co-worker's salary envy. HRD has its own assessment to determine the amount of salary. This is sometimes not known to all employees so they feel better able to assess the salary received by them and other employees.


Problems about other coworkers or about your boss. Not all day is sunny day at work. Sometimes you have to get unpleasant treatment from your employer, who brought forward the deadline suddenly or work to be revised on a total of over a member of your team whose job it is incompetent. I think you want to 'explode' moment and express your resentment and anger against a boss or colleague to a friend's office. But be careful with these measures. Discuss colleague or boss behind them will affect less well for you. like you're creating a self image as professionals and employees who do not respect your boss, like finding trouble or trouble maker. It is not impossible they also assume you are inciting to hate the boss or other colleagues. In addition, publicly or openly express dislike you will create an uncomfortable work environment for other employees.



Personal Life. Sometimes complaining can make you feel lighter in the face of problems. But get used to not explore your personal problems to a friend's office. There is no point in telling your love story failure, the amount of your current boyfriend, an argument with husband or boyfriend. Instead you will be judged as someone who can not handle your own problems. Moreover, even if you feel you are close to a friend's office, he may not feel comfortable listening to all your stories and laments.


Chat that is racial. It is no longer its time talking about things related and offensive racial. Particularly in the office. Do not let your campaign is blocked in the future because you never reveal your preferences about racial intolerance of other employees in the office.
Have you ever falsified a letter you sick. Sometimes due to reasons saturated, or bored there are times when you are not eager to work and choose to lie to say that you are sick to the boss. Saturation is the thing that's understandable, but lying and skipping work is not something to be proud of, much less to say to a friend's office.


Indonesia Job , Jobs , Career

Bookmark and Share

FATHER

True Story by (NN)


Selama 52 thn ayahku bangun setiap pukul 5.30 pergi kerja dan pulang jam 17.30. Aku tdk pernah melihatnya tidur siang, ataupun hobi dan aktifitas lain, selain mengurus dan menghidupi keluarga.

Ia tdk pernah meminta bantuan apa apa padaku, kecuali sekedar memegang martil saat membetulkan sesuatu, itu caranya utk berkomunikasi dgnku.

Pd wkt aku berumur 22 thn aku sekolah keluar kota, sampai aku berkeluarga dan ayah menelpon setiap hari. Beliau selalu menunjukan perhatiannya pada keluargaku tanpa pernah sedikitpun mengeluh masalah yg dihadapinya. Tapi saya terlalu sibuk krn sebagai pengacara sampai tak punya wkt bercakap dg dia.

Wkt aku m'beli rumah pertamaku, beliau sibuk m'bantu mengecat & merapikan taman tanpa meminta apa pun, kecuali segelas es teh utk kesempatan berbincang dg ku. Tapi wkt itu kami sekeluarga mau liburan akhir pekan sehingga tdk sempat byk bicara dg ayah.

Dua hari yg lalu dapat kabar dari RS pukul 4 ayah dirawat krn pembengkakan pembuluh darah. Aku segera cari pesawat utk terbang ke kotanya, di sepanjang jalan teringat semua kenangan akan ayah. Termasuk wkt yg aku sia2 kan utk berbicang dg nya.

Aku baru sadar bahwa aku sungguh sungguh tdk mengenal ayahku dgn baik, aku bersumpah sampai di RS saya akan menghabiskan semua wkt bersama ayah.
Aku tiba jam 1 dini hari, ayah sudah pergi 3 jam yg lalu.
Kali ini ayah yg tak punya waktu utk berbincang, bahkan utk menungguku.

Sejak itu aku belajar banyak, beliau tdk pernah meminta apa apa kecuali waktuku.
KESIMPULAN :
*Kita dapat melihat prioritas hidup seseorang, dg melihat bagaimana mereka menghabiskan waktunya.
*Stiap kita bisa mencari lebih banyak uang, tapi tdk bisa lebih banyak waktu.
*Hadiah terbesar yg bisa kita berikan kpd seseorang adalah waktu kita. Karena dg memberi waktu, kita telah memberi bagian dari hidup kita yg tidak dapat kita tarik kembali maupun kita putar ulang..:)

JOB , JOBS, Indonesia

Tuesday, June 15, 2010

Boss, Tahan Amarah Anda

Seseorang yang diberi tanggung jawab sebagai pemimpin bukan tanpa sebab. Dalam dunia kerja, mereka adalah orang-orang yang memiliki kelebihan dan kekuatan, baik hard skill yang berkaitan dengan Job , maupun karakter yang lebih matang dan kuat. Pemimpin juga umumnya memiliki keterampilan berkomunikasi yang terasah karena keharusan untuk menghadapi dan bernegosiasi dengan berbagai karakter, baik dari timnya sendiri maupun dengan orang di luar lingkungan perusahaan.


Kelebihan yang dimiliki tidak membuat seorang pemimpin selalu sempurna. Walaupun Anda sudah sangat berpengalaman menghadapi banyak orang dengan karakternya masing-masing tentu akan ada saat Anda menghadapi masalah yang membuat ingin berteriak marah dihadapan anggota tim, atau simply walk off meninggalkan mereka. Sebagai manusia, kehilangan kontrol akan emosi adalah hal yang wajar. Namun jika hal ini terjadi di tempat kerja dan dihadapan anggota tim yang Anda pimpin, image Anda sebagai pemimpin akan tercoreng. Siapapun tidak mudah melupakan momen ketika boss mereka berteriak marah di depan orang lain atau meninggalkan rapat tanpa ba bi bu. Pada akhirnya hal ini akan berdampak pada rasa hormat mereka terhadap Anda.


Kehilangan kontrol akan memberikan kesan bahwa Anda tidak bisa didekati, keras, tidak bisa bernegosiasi. Hal yang wajar jika akhirnya mereka menjauhi Anda. Tentu saja ini tidak menguntungkan karena bisa menghilangkan kesempatan untuk menjalin hubungan yang lebih dekat dengan anggota tim lainnya. Dampak bagi diri Anda sendiri adalah perasaan bersalah atau tidak enak setelah Anda meluapkan kemarahan tersebut.


Ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan saat merasa darah Anda mulai mendidih dan bersiap untuk menyemburkan amarah kepada anggota tim Anda.

  1. Latih keahlian menganalisa
    Biasakan melatih pikiran untuk menganalisa segala hal dengan logika sebelum memutuskan sesuatu. Dengan demikian Anda akan terbiasa untuk menganalisa masalah, sebab dan akibat sebelum melakukan apapun, termasuk meluapkan amarah pada anggota tim Anda.

  2. Anger solves nothing
    Tanamkan pemikiran bahwa amarah tidak menyelesaikan masalah apapun, bahkan sangat mungkin bisa membuatnya makin parah. Emosi tak terkontrol bisa membuat Anda melakukan serangan verbal kepada orang yang bersangkutan, bahkan bukan tidak mungkin bisa mengarah ke serangan fisik. Bayangkan kerugian dan kerusakan yang harus dipulihkan saat Anda membiarkan amarah meledak.

  3. Ingatlah bahwa tidak ada orang yang sengaja ingin membuat Anda marah.
    Terlebih lagi pemimpinnya. Kesalahan yang mereka lakukan sangat mungkin disebabkan oleh miskomunikasi atau salah pengertian. Jadikan hal ini sebagai PR yang harus Anda perbaiki sebagai pemimpin. Mungkinkah gaya komunikasi Anda juga yang jadi penyebabnya?

  4. Saat hal ini terjadi, tarik nafas dalam-dalam.
    Ambillah beberapa saat untuk menenangkan diri lalu mulailah berpikir akibat yang muncul jika Anda marah. Ingatlah untuk tidak menjadikan kemarahan sebagai reaksi pertama Anda. Kumpulkan fakta-fakta, minta penjelasan dari yang bersangkutan, analisa lagi penyebab hal tersebut. Sibukkan pikiran Anda sebelum menunjukkan emosi Anda.

  5. Menjauh.
    Jika Anda masih merasakan amarah, bahkan semakin intens, cobalah untuk menjauh dari orang si penyulut amarah atau daerah tempat terjadinya konflik tersebut. Keluar dari area “panas” bisa membantu Anda untuk lebih tenang dan berpikir lebih jernih. Solusipun bisa didapatkan dengan lebih mudah saat emosi Anda mereda dan objektifas pun mulai muncul. Tentu saja Anda harus menyampaikan alasan Anda menjauh, misalnya: “Saya harus pergi untuk memikirkan sesuatu”. Jangan meninggalkan arena konflik tanpa kata-kata karena bisa menimbulkan persepsi yang negatif di mata “lawan” Anda.

  6. Sadarlah bahwa setiap orang pasti mengalami argumentasi atau perselisihan dalam hidup mereka.
    Hampir tidak mungkin rasanya menjalani hidup tanpa perbedaan pendapat atau kesalahpahaman. Yang Anda bisa lakukan hanyalah meminimalisir kemungkinan terjadinya konflik dengan mengasah kemampuan komunikasi dan mengatasi krisis dengan lebih baik lagi.
  7. Remember!
    Apa yang Anda ucapkan menunjukkan kualitas Anda. Jangan sampai kemarahan sesaat Anda menghancurkan reputasi yang telah Anda bangun dengan susah payah.


Indonesia Job , Jobs , Career

Bookmark and Share

Memulai Karier Dari Awal Lagi

Walaupun sudah bekerja cukup lama, dengan posisi yang baik dan penghasilan yang lebih dari cukup, pernahkah Anda berpikir bahwa sesungguhnya Job ini bukan job yang benar-benar ingin Anda lakukan? Terkadang muncul perasaan tidak puas, ingin mencoba sesuatu yang baru, hal yang benar-benar Anda minati. Mengikuti munculnya perasaan tersebut, Anda juga merasakan gejala lain yang seperti mulai melihat dan memfokuskan hanya pada hal-hal negatif dari pekerjaan, padahal banyak hal positif lain yang bisa Anda nikmati. Anda juga mulai melihat pekerjaan sebagai rutinitas yang membosankan, walaupun sesungguhnya posisi Anda yang cukup signifikan dalam perusahaan yang terus memberikan berbagai tantangan dalam tanggung jawab.

Saat inilah muncul keinginan untuk memulai pekerjaan dan karier baru. Terlebih lagi jika Anda sudah mengetahui passion atau panggilan jiwa Anda dalam bekerja, akan semakin besarlah keinginan untuk meninggalkan pekerjaan yang ‘mengeringkan’ jiwa Anda dan beralih ke hal yang benar-benar merupakan passion hidup Anda. Sebelum Anda menyerahkan tanggung jawab Anda sebagai seorang pemimpin dan memulai pekerjaan yang baru, ada beberapa hal yang harus jadi perhatian.


  1. Think and rethink.
    Sebelum meninggalkan semua yang telah dibangun dari awal untuk sesuatu yang belum tentu 100% cocok dengan Anda, pikirkan kembali hal yang membuat Anda tidak suka dari job sekarang. Mungkinkah yang Anda tidak sukai adalah perusahaannya bukan pekerjaannya? Apakah Anda bosan dengan rutinitas dan perlu stimulasi lagi? Mungkinkah Anda hanya butuh istirahat sejenak? Apakah hal tersebut sesungguhnya bisa diatasi dengan mudah? Pikirkan kemungkinan bahwa Anda juga akan merasakan hal yang sama jika Anda bekerja di tempat yang baru.

  2. Analisa kelebihan.
    Bertahun-tahun bekerja dalam satu bidang tertentu yang bisa saja menjadikan Anda ahli. Namun memasuki bidang baru, walaupun memang disukai belum tentu membuat Anda memiliki tingkat keterampilan yang sama. Analisa lagi apakah passion dan kelebihan Anda cukup untuk memulai karier baru dengan konsekuensinya, terlebih lagi jika Anda nantinya harus memulai dari awal lagi, sementara posisi yang dipegang selama ini adalah pemimpin. Analisa juga apakah Anda memiliki transferable skill atau keterampilan yang selama ini dibutuhkan dalam pekerjaan yang lama, juga akan berguna di karier Anda yang akan datang. Contohnya keterampilan manajemen atau keahlian mengoperasikan software tertentu.

  3. Be knowledgeable.
    Hasrat yang besar dan kecintaan akan bidang tertentu harus diimbangi dengan kesediaan Anda untuk memperbaharui keterampilan yang dibutuhkan. Bekali diri Anda dengan pengetahuan, tip dan trik agar Anda mampu keep up dengan perkembangan bidang tersebut. Dapatkan informasi sebesar-besarnya termasuk resiko, persaingan dan segala konsekuensi yang akan Anda tanggung. Jika Anda ingin mengejar impian sebagai fashion designer yang memiliki butik sendiri, update diri dengan tren yang ada, tekhnik dan pemasarannya. Begitu juga dengan bidang lain.

  4. Manfaatkan jejaring Anda.
    Salah satu cara untuk memfasilisasi usaha Anda terjun ke bidang baru adalah dengan mendapatkan informasi dari jejaring Anda. Cara ini mungkin terkesan informal tapi seringkali ada hal-hal kecil yang harus Anda ketahui dari mereka yang telah lama berkecimpung di bidang tersebut. Seperti Jika Anda mengimpikan jadi penulis, ada etika tak tertulis bagaimana mendekati editor atau berapa lama Anda harus menunggu sebelum meminta konfirmasi tentang naskah Anda dari mereka.

  5. Siapkan pengganti.
    Sejalan dengan usaha Anda untuk membekali diri dengan hal yang dibutuhkan untuk berganti karier, mulailah untuk berburu pengganti yang potensial. Ini memang sesungguhnya tanggung jawab HRD, namun sebisa mungkin Anda juga turut ambil bagian dalam memilih. Jangan tinggalkan tim Anda tanpa pemimpin yang kompeten. Terlebih lagi jika Anda memimpin tim yang selama ini menganggap Anda sebagai role model yang mengayomi. Minimize rasa kehilangan dan muluskan masa transisi mereka dengan pemimpin baru yang Anda yakini kompeten dan berkualitas. Jangan putuskan hubungan dengan mereka dan ingatlah bahwa bisa saja dimasa depan mereka memegang peranan penting dalam karier baru Anda nanti.

  6. Remember!
    Anda mungkin tidak bahagia di tempat kerja Anda sekarang, tetapi belum tentu juga Anda akan merasa bahagia di tempat kerja Anda yang baru. Do your best!


Job indonesia , Jobs , Career

Bookmark and Share

Monday, June 14, 2010

Tips Cepat dan Mudah Untuk Penampilan Segar bagi Wanita Karir

Seorang wanita pekerja yang harus meninggalkan rumah pagi-pagi sekali untuk menghindari macet agar tidak telat tiba di kantor, terkadang tidak punya waktu untuk berdandan atau memberikan perhatian lebih banyak terhadap penampilan.

Penampilan memang bukan hal yang utama dalam bekerja, walaupun ada beberapa pekerjaan yang mewajibkan penampilan rapi dan menarik. Contohnya pekerjaan di front office, bagian public relations atau customer service yang banyak berhubungan dengan orang dan relasi. Namun penampilan yang menarik juga bisa boost mood untuk memulai pekerjaan.


Berikut ini adalah tips mudah untuk menyegarkan penampilan wanita karir

Noda-noda di wajah.
Walaupun Anda tidak punya waktu untuk memakai make up yang lebih elaborate, usahakan untuk menutupi noda-noda di wajah dan lingkaran hitam di bawah mata menggunakan concealer. Proses ini hanya memakan waktu 1 sampai 2 menit. Oleskan obat tetes mata seperti Visine untuk meredakan peradangan yang disebabkan oleh jerawat, sebelum Anda mengoleskan concelear.

Mata
Aplikasikan mascara pada bulu mata Anda untuk memberikan kesan segar dan mata yang lebih 'hidup'. Proses ini hanya memakan waktu 2 menit untuk tiap mata. Ulaskan eye shadow dengan warna lembut, senada dengan pakaian yang Anda kenakan. Proses kedua ini bahkan hanya memakan waktu lebih singkat dari mengaplikasikan mascara.

Bibir
Jangan lupa poleskan lipstick di bibir Anda. Sesuaikan warnanya dengan warna kulit Anda dan hindari warna 'keras' atau terang. Selain membuat menyegarkan wajah Anda, lip balm atau lipgloss juga membantu mencegah bibir kering yang biasanya disebabkan udara kering yang disebabkan oleh AC.

Rambut.
Beli beberapa jepit rambut atau tusuk konde dekoratif untuk memudahkan Anda menata rambut. Tata rambut gaya twist adalah salah satu cara cepat untuk menata rambut Anda dibandingkan dengan memblow atau men¡¨catok¡¨ rambut Anda setiap pagi.


Job Vacancy , Career , Indonesia Job

Bookmark and Share

Makan Apa ketika Stress ?

Sebagai seorang karyawan, setiap hari Anda berhadapan dengan rutinitas kerja, tantangan-tantangan baru dan deadline. Belum lagi ditambah dengan keharusan untuk bekerja sama dan menyelaraskan pendapat dengan rekan kerja dan atasan, yang mungkin punya latar belakang kepribadian dan sudut pandang yang berbeda. Kemampuan yang kurang untuk mengelola hal-hal tersebut diatas bisa memicu stress.


Stress yang tidak segera ditangani akan mengganggu produktifitas Anda sebagai seorang karyawan. Manajemen stress yang baik tidak hanya datang dari pengelolaan waktu dan load pekerjaan serta komunikasi yang baik dengan rekan dan atasan, tapi juga bisa dibantu dengan asupan makanan dan nutrisi yang seimbang.


Berikut adalah daftar makanan dan minuman yang sebaiknya Anda hindari demi mengelola stress.

1. Kafein. Selain di kopi, kafein juga bisa ditemukan di teh, minuman bersoda bahkan di beberapa jenis minuman yang mengklaim bisa menambah stamina. Kafein melepaskan adrenalin yang pada akhirnya bisa meningkatkan tingkat stress. Konsumsi kafein secukupnya memang bisa membantu meningkatkan kewaspadaan, aktifitas otot, system syaraf dan jantung. Namun konsumsi kafein terlalu banyak mempunyai efek sama seperti efek yang ditimbulkan oleh stress berkepanjangan. Penelitian juga menunjukkan bahwa ada hubungan antara konsumsi kafein dengan tekanan darah tinggi dan kolesterol. Jika Anda termasuk orang yang tidak bisa hidup tanpa kopi, mulai perlahan-lahan mengurangi konsumsi kopi Anda.


2. Makanan tinggi lemak, dan dimasak dengan cara digoreng memberikan mempengaruhi sistem imun tubuh manusia. Stress sendiri sudah mempengaruhi imunitas manusia, sebaiknya Anda tidak memperparahnya dengan mengkonsumsi makanan tinggi lemak.


3. Makanan yang terbuat dari lemak hewani. Makanan yang berprotein tinggi merangsang tubuh untuk memproduksi dopamine dan norepinephrine. Keduanya sering diasosiasikan dengan tingkat kecemasan dan stress.


Berikut adalah tips tentang asupan makanan di kala stress.

1. Makanan yang kaya akan mineral dan vitamin. Sumber terbaik adalah buah-buahan dan sayuran segar dan tidak mengalami proses berkali-kali. Jus dan salad dengan minimal dressing bisa menjadi pilihan.


2. Konsumsi lemak baik seperti minyak zaitun, alpukat dan kacang-kacangan.


3. Stress bisa meningkatkan tekanan darah dan lipid sehingga Anda harus memperhatikan kesehatan jantung Anda. Usahakan untuk lebih banyak mengkonsumsi ikan salmon, tuna dan flaxseed yang mengandung lemak baik omega 3 yang baik bagi kesehatan jantung.


4. Perbanyak minum air putih. Air membantu untuk mendetoksifikasi tubuh dari racun dan membantu menyerap nutrisi.


5. Makan dengan porsi kecil namun dengan frekuensi lebih sering. Hal ini membantu tubuh untuk mencerna makanan dan menyiapkan tubuh menghadapi stress.


Indonesia Job , Career , Job Vacancy


Bookmark and Share

Thursday, June 10, 2010

Jalan Kuno Jerusalem Berusia 1.500 Tahun Ditemukan






Badan arkeologi Israel, Rabu (10/2/2010), menemukan sebuah jalan di kota Jerusalem Lama, yang menjadi pusat urat nadi perekonomian dan perdagangan sekitar 1.500 tahun yang lalu.

Jalan tua ini ditemukan ketika para pekerja dari infrastruktur kota melakukan penggalian di sisi dalam Gerbang Jaffa, sebelah barat kota.

Di sini ditemukan sebuah batuan besar yang posisinya berada di bawah jalan yang saat ini dikenal dengan nama Jalan Daud. Demikian dilaporkan Badan Otoritas Kepurbakalaan Israel atau Israel Antiquities Authority (IAA).

"Hari ini kami telah mengeluarkan sejumlah artefak arkeologi pada kedalaman 4,5 meter di bawah permukaan jalan. Banyak temuan yang membuat kami gembira. Kami menemukan lembaran lantai besar yang kemungkinan adalah sebuah jalan pada masa lalu," kata Ofer Sion, Direktur Penggalian Otoritas Kepurbakalaan Israel.



Menurut IAA, sejumlah artefak kuno juga ditemukan di situs penggalian tersebut.

"Ini kemungkinan sebuah jalan besar yang merupakan jalur sibuk atau jalan urat nadi utama ketika Jerusalem menjadi kota Kristen. Ini luar biasa. Jalan Daud ternyata menyimpan begitu banyak cerita, begitu banyak perjalan kehidupan manusia yang menarik, yang melewati jalan yang dibangun sekitar 1.500 tahun lalu ini," kata Sion.

Artefak kuno ini digali sesuai peta mosaik kuno. Peta tersebut ditemukan di sebuah gereja Jordania yang saat ini dikenal sebagai Peta Madaba. Peta tersebut menggambarkan tanah suci pada masa Bizantium.



Menurut IAA, dalam peta tua tersebut digambarkan, "Untuk masuk ke kota suci Jerusalem dari sisi barat harus melalui pintu yang sangat besar, yang mengarah ke satu jalan pusat kota yang sangat ramai."

Artefak kuno lain yang juga ditemukan dalam penggalian ini adalah koin dan tembikar kapal. Ada pula lima perunggu kecil persegi yang kemungkinan digunakan pedagang sebagai pemberat untuk menimbang logam mulia kuno.


Job Vacancy , Career , Indonesia Job

Wednesday, June 9, 2010

Know More System Analyst

One of the work categories in the field of informatics technology that many companies required is in fields Application Specialist. The position under this category is still become the target of companies to support the smooth operation and their production. Generally, companies need professionals who can make the application system in accordance with company requirements.


In the category of application specialist positions such as programmer analyst system is still occupying the top IT job based on the analysis carried out by JobsDB.com Indonesia. Of the approximately 800 jobs of which aired in the IT field JobsDB.com every day, almost 45% of it is the work under this category.


System analysts and programmers have relevance because programmer who later poured the system analysis into programming languages. A career of a professional analyst system also often originated from the programmer.


High demand for the positions of the IT sector makes more and more workers are racing to pursue a career in this field. If you are one of the hundreds of job seekers who want a career as a systems analyst or programmer, are you already know and understand the responsibilities and qualifications of this job?


Discussion this time is to know more about professional analyst system. Analyst system is IT professionals who have the ability to analyze a system used by a company in support of operational and production. The analysis was done by identifying and studying problems that arise from a system to then formulate a solution that is consistent with the interests of business and information technology.


Many other names mentioned analyst system, for example the system designers, system consultants, system engineers.


What are the duties and responsibilities of a systems analyst? Broadly speaking, an analyst system is not only responsible for the field of technology alone, but more broadly in the field of applications overall.


A good analyst system must be able to follow the following workflow:

  • Understand the existing system
  • Identify the problem
  • Analyze problems
  • Formulate a solution / solutions

The systems analyst does not work alone. He will be associated not only with fellow analyst system, but also with programmers, users and managers.

What are the ideal qualifications of a system analyst? If you are interested in becoming a professional analyst system, here are the knowledge and skills that you should have:

  • Knowledge and skills in computer technology, programming languages and data processing techniques, including skills in using tools and techniques for developing software applications and hardware, data communications technologies, programming languages and operating systems.
  • Knowledge of the user / or business in general. You need knowledge of company business, at least in general, so you can communicate with the user who will run this system. Business knowledge which should have is the knowledge of company accounting, management, marketing, personnel, and company policies.
  • Knowledge and skills related to qualitative methods such as linear programming, dynamic programming, simulation and others.
  • Ability to analyze problems and provide solutions. Analyst system in general will analyze, sort out and describe the complex problems posed by the system used by the company. This capability is important to get a solution to the problem.
  • Communication skills (verbal and written) and ability to build and maintain relationships. Like professionals, communication skills are essential skills for dealing with many parties, especially users, in delivering presentations, creating reports, etc..

For your information, the salary of a systems analyst in Indonesia ranges from Rp. 3.2 million - Rp. 11 million.


Job Vacancy , Employment , Indonesia Job

Lebih Mengenal Head Hunter

Pernahkah Anda mendengar istilah head hunter? Jika belum, head hunter adalah istilah yang digun

akan untuk menyebut para konsultan yang jasanya dipercaya oleh para perusahaan untuk mencari atau hunt para top professional atau senior executive dengan keahlian spesifik dan khusus, yang tidak bisa atau jarang ditemukan dengan iklan lowongan kerja biasa.

Dikalangan professional atau high level executive, ada kebanggaan tersendiri jika mereka sudah dihubungi oleh head hunter. Hal tersebut menandakan bahwa reputasi, kredibilitas dan prestasi kerja mereka dikenali dan dibutuhkan. Karena itulah telepon dari head hunter sering kali diidentikkan dengan kabar gembira bagi para eksekutif karena besar kemungkinan mereka akan ditawari pekerjaan yang mungkin saja lebih baik dan memberikan kompensasi lebih.


Bagaimana cara head hunter mencari kandidat ?
Setelah mendapatkan kualifikasi spesifik mengenai posisi yang dibutuhkan dari HRD perusahaan, head hunter akan mulai 'berburu' kandidat yang sesuai. Memang umumnya sebuah perusahaan executive search sudah membangun network yang cukup kuat sebelum mereka mulai menerima tugas dari klien, akan tetapi masih ada kemungkinan tidak memiliki database kandidat yang cocok. Beragam cara bisa dilakukan seorang konsultan untuk riset kandidat. Kreatifitas adalah kuncinya. Memasang iklan di media cetak terkemuka atau di website yang sudah ternama bisa jadi salah satu pilihan. Sama halnya dengan referensi yang seringkali jadi sumber informasi kandidat yang efektif. Perusahaan kompetitor bahkan bisa jadi sumber informasi database yang besar bagi para head hunter. Bukan tidak mungkin kandidat yang awalnya bekerja di perusahaan kompetitor akhirnya pindah ke perusahaan saingannya karena tawaran yang lebih menggiurkan. Inilah yang membuat head hunter sering dujuluki 'pembajak'.


Bagaimana cara kerja head hunter ?

Tanggung jawab head hunter tidak berhenti walaupun sudah mendapatkan kandidat yang sesuai dengan kualifikasi yang disyaratkan perusahaan. Interview sebagai seleksi awal masih harus dilakukan untuk memastikan bahwa kandidat memiliki kepribadian dan karakter yang sesuai dengan posisi tersebut. Setelah head hunter memastikan bahwa kandidat mereka qualified, barulah nama dan CV kandidat tersebut dikirimkan ke klien. Selanjutnya head hunter akan mengatur jadwal interview potential candidate dengan klien dan menindaklanjuti hasil wawancara tersebut.


Apa yang dibutuhkan untuk menjadi head hunter yang ideal ?


Tidak ada gelar akademis khusus yang harus dimiliki seseorang untuk terjun ke profesi ini. Yang pasti, seorang konsultan executive search harus memiliki communication skills yang baik, memiliki network atau jejaring yang luas, mampu menyelami karakter, menggali kompetensi dan keahlian seorang kandidat untuk melakukan penyeleksian awal. Konsultan juga harus memiliki kemampuan riset yang baik. Seringkali klien berasal dari bidang yang tidak terlalu popular sehingga ia dituntut untuk bisa mendalami suatu bidang tertentu melalui riset. Riset bisa dilakukan melalui Internet, referensi, bahkan terjun langsung ke 'lapangan'.


Tantangan di bidang ini


Seringkali kandidat yang di "approach" oleh head hunter tidak pernah mendengar istilah head hunter atau executive search. Beberapa dari mereka bahkan curiga saat dihubungi. Dibutuhkan waktu dan kesabaran untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan head hunter dan kesempatan baik yang dibawa oleh para konsultan kepada para professional. Sama halnya dengan kepercayaan dari klien. Tidak semua HRD perusahaan familiar dengan jasa head hunter dan seringkali tidak mengerti mengapa mereka harus menggunakan jasa mereka. "Saat berusaha mendekati kandidat yang potensial, terutama mereka yang sudah berada di level top executive, seperti CEO, CFO, seringkali kami mengalami kesulitan untuk 'menembus' birokrasi yang panjang sebelum akhirnya bisa bicara langsung" demikian ujar Helny Widiastuti, Manager Prestige Consulting, perusahaan yang juga bergerak di bidang ini.


Bagaimana prospek profesi ini dimasa yang akan datang ?


Dengan proses rekrutmen untuk senior atau top executive yang bisa berlangsung panjang dan seringkali rumit, kehadiran head hunter atau executive search sangat membantu. Terutama perusahaan-perusahaan besar yang operasionalnya bergerak dengan dinamis, head hunter dengan kekuatan data base, jejaring dan research skill membantu mendapatkan kandidat dengan ketepatan hingga 90%, dalam waktu yang cukup singkat. "Di masa yang akan datang akan makin banyak perusahaan yang menyadari bahwa untuk mendapatkan kandidat top executive yang berkualitas mereka tidak harus menjalani seluruh proses rekrutmen yang seringkali panjang. Head hunter bisa membantu menghemat waktu, tenaga dan effort dengan hasil yang baik" lanjut Helny lebih jauh lagi.


Job Vacancy , Career , Indonesia Job

The Job Interview


A job interview is your chance to show an employer what kind of employee he or she will get if you're hired. That is why it is essential to be well prepared for the job interview. Preparing means knowing about the industry, the employer, and yourself. It means paying attention to details like personal appearance, punctuality, and demeanor.

Knowledge is always your best weapon and so you should arm yourself with plenty of it. That starts with the very basic bit of knowledge regarding jobs interview. Before you research the industry and the company and even before you practice answering the questions you might be asked, you should have some general information about job interviews. Let's start by going over the different types of interviews you might face.


Types of Job Interviews


  • The Screening Interview

Your first interview with a particular employer will often be the screening interview. This is usually an interview with someone in human resources. It may take place in person or on the telephone. He or she will have a copy of your resume in hand and will try to verify the information on it. The human resources representative will want to find out if you meet the minimum qualifications for the job and, if you do, you will be passed on to the next step.

  • The Selection Interview

The selection interview is the step in the process which makes people the most anxious. The employer knows you are qualified to do the job. While you may have the skills to perform the tasks that are required by the job in question, the employer needs to know if you have the personality necessary to "fit in." Someone who can't interact well with management and co-workers may disrupt the functioning of an entire department. This ultimately can affect the company's bottom line. Many experts feel that this can be determined within the first several minutes of the interview. However, more than one person being interviewed for a single opening may appear to fit in. Often, job candidates are invited back for several interviews with different people before a final decision is made.


  • The Group Interview

In the group interview, several job candidates are questioned at once. Since any group naturally stratifies into leaders and followers, the interviewer can easily find out into which category each candidate falls. In addition to determining whether you are a leader or a follower, the interviewer can also learn whether you are a "team player." You should do nothing other than act naturally. Acting like a leader if you are not one may get you a job that is inappropriate for you.


  • The Panel Interview

In a panel interview, the candidate is interviewed by several people at once. Although it can be quite intimidating, you should try to remain calm. Try to establish rapport with each member of the panel. Make eye contact with each one as you answer his or her question.


  • The Stress Interview

The stress interview is not a very nice way to be introduced to the company that may end up being your future employer. It is, however, a technique employers sometimes use to weed out candidates who cannot handle adversity. The interviewer may try to artificially introduce stress into the interview by asking questions so quickly that the candidate doesn't have time to answer each one. Another interviewer trying to introduce stress may respond to a candidate's answers with silence. The interviewer may also ask weird questions, not to determine what the job candidate answers, but how he or she answers.

According to Interviewing by The National Business Employment Weekly (John Wiley and Sons, 1994), the job candidate should first "recognize that you're in the situation. Once you realize what's happening, it's much easier to stay calm because you can mentally re-frame the situation. Then you have two choices: Play along or refuse to be treated so poorly." If you do play along, the book recommends later finding out if the reason for conducting a stress interview is legitimate. That will determine if this is a company for whom you want to work.


Job Vacancy
, Career , Indonesia Job

Sumber : About.com

Tuesday, June 8, 2010

Resume Writing Should We State Our Hobbies And Interests


By: Paul Hata



There are two types of resumes: chronological and functional. As its name implies, a chronological resume is one that lists your experience and education in order, starting with the most recent jobs or achievements.

This type of resume is sometimes also referred to as reverse chronological resume, because the order of the listing starts with your current employment.

Functional resumes focus on your qualifications, not your career timeline. This style of the resume highlights what skills you have, rather than where and when you acquired or utilize them. In other words, instead of listing your experiences by your job titles, your resume will contained sections titled by your skills such as verbal and written communication, customer satisfaction, project management, etc.

The functional resume style is recommended for college students seeking internships or their first jobs out of college, for those with no professional experience, those who have not worked for some time, or for career changers.

This resume style allows you to reference your hobbies and interests in a way that apply to your career objective only; listing hobbies and interests outside of your career objective is not recommended as it doesn't promote you as a professional in any way.

Any time you are composing a resume, it is important to keep in mind your career objective. You want to present yourself in a best possible light to your potential employer. Thus, the information on your resume has to answer one question: Why are you the best candidate for the job?

The biggest mistake people make on their resumes is including information that is not related to their professional experience. Facts pertaining to your volunteer positions, community work, interests and hobbies that disclose your race, ethnicity, gender, age, sexual orientation, religious beliefs or any personal descriptors that do not directly impact your professional performance must be excluded from your resume.

The functional resume does not require you to list names or organizations you have worked or volunteered for; thus, you can list the experience you have acquired there without potentially disclosing any demographic information. Additionally, don't create a separate section on your resume for hobbies and interests. This is typically seen as amateur, and gives your resume less credibility.

Listing hobbies and interests as they apply to the position you are applying for should be done under specific functional sections. For example, if you are seeking a position in graphic design, and have samples of work that you have done as a hobby, indicate this fact on your resume or in your cover letter.

If your hobbies are related to the type of work you are seeking utilize them to your advantage. If you have read books or completed seminars at the community center that are applicable to your job, make a mention of them. Any employer will welcome the opportunity to have you demonstrate the qualifications that make you a perfect candidate for the job.

As a final step, have a friend review your resume, or if you are a college student, seek assistance from a career center at your school.

Having another person review your resume will help uncover any items that may raise questions about your experience or education, as well as address if the inclusion of your hobbies and interests works to support your career objective.

Perfecting your resume will assure that you show your potential employer that you are the best candidate for the job.


Indonesia Job
, Employment , job vacancy

Monday, June 7, 2010

How to be a Good Public Relations Officer

Among so many events that happened in Indonesia last year, this event can be regarded as one of the most shocking to the world of public relations. A public relations officer of an elite shopping mall in Jakarta gave a controversial statement about the incidence of suicide by a man in his Job place. Instead of empathizing and cast a reassuring sentence, instead she clearly deplores this incident and blames the players who chose the location of the mall to run the action.


The statement becomes controversial and. Most people assume that sarcastic tone of the comments is inappropriate posted by a public relations that in fact represent the corporate image which involved in the incident. The result, people began to question the competence of the PR being assessed careless in dealing with the crisis of his company. Maturity of thought, precision processing of words and how good communications are not seem to be practiced by the public relations officer when dealing with the media.


Public relations, though often equated with “humas”, but have differences in the jobs description. Duties of a PR is much broader than just dealing with clients or the media. According to Edward L. Berneys in his book, Public Relations, a PR has three functions, namely: as a conduit of information to the public, persuasively be modifiers public attitudes and behavior towards the institution / company for the benefit of both parties, and as an integrator between attitudes and actions of institutions with an attitude public and vice versa. The bottom line is responsible for maintaining a public relations and maintaining good relations with the public so as to create a positive image about the company.


To achieve all these goals, public relations must have communication. There are five elements in the communication process that must be mastered: source / communicator (the person who becomes a source, it can the competent authority / himself): message (message to be conveyed); channel (media / means of delivery of messages), the target audience (the recipient group message); and effect (impact happens to communicants after receiving the message).


In the case above, the public relations officer apparently did not think the target audience (the victim's family and community) and the effect of his statement to the public.
Mistakes made by a public relations catastrophe could be fruitful for the company image. A statement by the PR firms is supposed to represent the attitude towards a condition of things. Therefore, delivery must also be appropriate to prioritize the aspects of mutual understanding between both parties.


Before the judging and labeling a PR with bad or good, it's good to know what it takes to be a good PR as excerpted from a resume that was written by Daniel Buana as following:


1. The ability to communicate.
And this is not limited to verbal communication but also visual and even writing. A PR must be fluent in communicating in different types of media, such as presentations, interviews, dialogues, create news / articles / press releases, and so on. Aim to function as information or communicator. He must know how to treat the media in accordance with the characteristics, target audience, and effects that will generate the communicants (receiver of the message).


2. Managerial capacity / leadership.
It is important to translate the vision and mission of top management. He must know the ins and outs of the company, understand the behavior and attention to customers, employees and other groups with an interest in his duties as a liaison. PR is often faced with a crisis situation that requires rapid and appropriate response. Necessary of maturity to think and to act fast to be able to handle the situation in a calm and elegant. Soul of leadership is also needed for coordination between the parties concerned.

3. Ability of mingle and build relationships.
Flexibility in dealing with various types of personality and ability to interact with people from various levels, Included also use networking to get the required information like a detective. Mix versatility is also important to build a positive opinion on the company so as to create a trusting relationship. It needed people with extrovert personality type to be able to carry out this task.


4. An honest and credible personality.
A PR should be someone who can be trusted. What he said should be based on facts, not just a sweetener in order to increase the popularity of his company. The information provided must be accurate and quite important to know the community. In addition, in performing his duties he must comply with the ethics and upholding morality. Although his job is to maintain a positive image of the company remain in the public eye, but does not necessarily make a PR feel entitled to impose other parties that opposed him. PR should make a statement that a neutral, objective, sympathetic, and attention to human values.

5. Creative and rich ideas.
Having extensive knowledge with the ability to think creatively and critically is needed primarily to deal with various issues that require resolution alternatives. Public relations opportunities should also be good at reading and see the gap where he could improve the company's excellence in public. The ability to create new strategies to expand the relationship between companies and the public becomes an important criterion to be held by public relations


Job Vacancy , Indonesia Job , Career , Job Indonesia

Tips for Running Green Lifestyle at the Office

With the growing issue of damaging environmental resulting in climate change and global warming threats, it is our collective duty to contribute protecting and preserving the Earth where we live and job. Since we spend a lot of time in the office , running eco-friendly lifestyle in the workplace is one form of our concern. In addition to contribute and to save the environment, it also supports the cost efficiency of the office routine expenditure. In other words, once rowing, two, three islands are passed.



Here are simple tips you can apply in your daily life in the office:


1. Maximize the use of paper.

For your information, the paper industry is one of the three largest industries in the world that spend the most energy and water. Every year people around the world spend I billion tons of paper. Imagine how many trees must be felled. Therefore, Instill pattern reuse, recycle and reduce. Think twice before you print on a piece of paper, and use both sides. Use waste paper for photocopying and use pieces of scrap paper as a substitute or bound into noteblock. For internal purposes of the office, re-use old envelopes. Instead of copying a piece of announcement to be distributed to employees, use e-mail or attach a sheet of the announcement at your office communication board. Use of digital files / soft copy at any time.

2. Save ink printer.

If possible, avoid color printing. If you need to print in color print, select draft mode. Bought cartridges that have been re-manufactured and recycled your toner / cartridge

3. Use the projector.

In the meeting time use in focus / projector to deliver material rather than distribute photocopied materials.

4. Separate office trash.

Put trash cans separately for papers, plastics, cans / glasses. Put the recycle bin near the places that require recycled paper such as a copier, printer or mail room.

5. Use local products.

If you are responsible for purchasing stationery, chose local products. In addition to reduce your carbon foot print also provides support for the development of local industry.

6. Turn off the computer when you're not using it.

Turn off your computer every time you go out for lunch. Imagine how much energy could be saved if everyone turned off their computers for at least 1 hour during lunch hour. Every time you go home, disconnect the computer power cord, even through you have turned off the computers, as so long as the power source connected, the computer still ‘consumes' electricity.

7. Turn off the lights when you do not need it.

Career in the abundance of sunshine throughout the year is a great gift. Take advantage of sunlight from the window glass as a source of light.

8. Set the temperature of the room.

Very often we see an employee must wear a jacket in air-conditioned room. Whereas the purpose of the AC is to regulate the temperature of a room that is conducive to work, especially in tropical countries like Indonesia. The lower temperature of the room, so the greater energy it needs. Set the temperature of the room based on your comfortable for jobs because If the temperature is too cold it will make uncomfortable feeling in your working.

9. Use public transportation.

Reduce your carbon foot print by using public transportation. Indeed, the development of transportation facilities in Indonesia are still not able to meet the level of comfortability and practicality, but this is one of way to live friendly with nature that you can practice.

10. If possible, work from home!

Ask your Boss, if it is possible for commuters (commuter) as you work from home at least 1 time in a week. This method may not be commonly used in Indonesia, but in some developed countries this way is one of way to save electricity consumption in offices and reducing the carbon foot print for employees who drive (commute) every day.

Consistency in carrying out these tips will bring changes which the result will not be felt directly by you or by your office management, but these tips are our effort to save our Earth.


Employment
, Job Vacancy , Indonesia Job , Job Indonesia

Content Social Media Affects Job Search

If you had to seek jobs must have the cover letter and CV are satisfactory, the appropriate qualifications, and greater access to information on job opportunities, so this time, there is an additional thing that also should be noted, that social media content which ever published for the public.

Why might this case could be an important one that must be considered? A study conducted by CareerBuilder.com shows that the more the company reached out to social media to perform background checks on prospective employees. 45% of the company looks of social media as one way of considerations or screening for prospective employees. An increase of 100% a year, the previous year only 22% of companies that do this.


What about in Indonesia?

Probably the same thing does not happen in Indonesia. There isn’t significant number of human resource department that willing to check social media background. Most still feel enough to do it with the aid of references that are included in the cover letter. However, given the networking site users in Indonesia even that keep increasing (Facebook, Twitter, LinkedIn, MySpace, YouTube) It’s only the matter of time until HRD began searching the names of prospective employees on Facebook to learn more about these candidates. The study also stated that unfortunately, most of job seekers tend to ignore their social media content.

From Company’s Point of View
Some of the reasons that make management reluctant to hire prospective employees because of their social media content, among others are :


  • Candidate posts the content about drinking or using drugs.
  • Candidate makes a bad comment about the company where he previously worked.
  • Candidate makes a comment of discriminatory or racisms
  • Candidate lies about his qualifications.
  • Candidate posts the information from the company where he once worked.

So, what should you do?

If you are in the process of looking for work you only need to consider a few things to show the positive reputation of the virtual world, including:

  • Watch your online photo album in Facebook, or elsewhere. Delete photos that could damage your reputation.
  • Don’t exhibit negative things to the outside world. Focus on the positive things, both related to the world of professional and personal.
  • Try to create a special group for your profession or join professional groups that exist in the FB or other media. This is one way to create relationships with leaders, recruiter or other professions.
  • Selective in accepting friends. Just because people to add you as a friend does not mean you should always approve it. You never know who behind the name on FB or Twitter.
  • If you are still working or bounding by certain companies, do not expose your career search in cyberspace. It is not impossible management where you are working now knows it and it can be a minus value for your loyalty.


Indonesia Job , Employment , Job Indonesia , Job Vacancy

Sunday, June 6, 2010

Berkarir di Perusahaan Penambangan Minyak dan Gas

Tidak dipungkiri, dikalangan job seeker di Indonesia terutama fresh graduate, bekerja di perusahaan yang bergerak di bidang penambangan adalah cita-cita dan impian. Bagaimana tidak, selain terkenal sebagai perusahaan yang memberikan kompensasi tinggi kepada karyawannya, bekerja di perusahaan tambang juga memberikan prestige atau gengsi tersendiri bagi karyawannya.


Asumsi dari jobs seeker tersebut memang benar. Dari berbagai survey yang dilakukan, rata-rata gaji karyawan entry level yang diberikan perusahaan penambangan atau diperusahaan minyak dan gas jauh diatas rata-rata gaji karyawan yang baru masuk diperusahaan lainnya. Di satu-satunya BUMN yang mengelola penambangan minyak dan gas di Indonesia, gaji pokok fresh graduate bisa mencapai Rp. 4 juta - Rp. 8 juta, tergantung dengan posisi dan kualifikasi yang dimiliki karyawan. Konon di perusahaan asing, jumlah tersebut bisa lebih besar lagi.

Kompensasi yang diberikan kepada karyawan perusahaan tentunya jadi daya tarik menggiurkan bagi setiap pencari kerja. Apalagi Indonesia memang memiliki banyak ladang minyak dan gas yang sudah maupun belum diekspoitasi sehingga banyak perusahaan asing menanamkan modal mereka di negara ini. Inilah yang seringkali dilihat sebagai kesempatan bagi pencari kerja yang memiliki kualifikasi sesuai dengan bidang ini.

Berdasarkan data dari JobsDB.com, beberapa posisi favorite yang sering dibutuhkan perusahaan penambangan minyak dan gas adalah berikut ini :

  1. Senior Geologist / Geologist
  2. Health Safety & Environment Officer
  3. Geophysicist


Senior Geologist

Tanggung jawab dari seorang Senior Geologist meliputi setiap aktifitas geologi yang berkaitan dengannya di setiap tambang. Professional bidang ini akan bekerja sama dengan tim pengeboran untuk merencanakan, memulai dan melaksanakan program eksplorasi. Perencanaan akan dimulai dari riset, review dan menilai data geologi dan geofisika dari sebuah area tambang. Seorang Geologist senior harus mensupervisi setiap aktifitas selama proses pengeboran dan eksplorasi, mengembangkan dan menjaga model geological untuk setiap area eksplorasi. Lingkup kerjanya juga mencakup memperbarui database geologi, menganalisa remedial lingkungan dan kesiapan menghadapi berbagai bencana alam. Karena akan memimpin tim yang kebanyakan juga terdiri dari Geologist, seorang Senior Geologist juga memiliki kewajiban untuk memberikan bimbingan atau mentoring kepada juniornya. Kualifikasi minimal yang harus dimiliki seorang kandidat yang ingin menjadi Senior Geologist antara lain

  1. Memiliki gelar sarjana Geologi
  2. Menguasai modeling software
  3. Paling tidak berpengalaman selama 10 tahun di industri yang sama
  4. Memiliki kemampuan komunikasi dan kepemimpinan yang baik


Health Safety and Environment Senior Officer

Posisi ini diciptakan untuk menjamin dan memberikan lingkungan kerja yang kondusif bagi kesehatan dan keselamatan karyawan dan keluarganya. Di lingkungan industri tambang, divisi Health Safety and Environment memiliki misi untuk meminimalisir bahkan menghilangkan kemungkinan terjadinya kesalahan, kecelakaan kerja dan penyakit yang bisa ditimbulkan dari lingkungan kerja melalui berbagai usaha pencegahan dan riset. Seorang executive senior SHE bertanggung jawab untuk mengembangkan, mengaplikasikan dan memonitor setiap karyawan dan kontraktor agar mematuhi setiap ketentuan dan standar keselamatan dan kesehatan lingkungan yang telah ditetapkan.
Kualifikasi yang disyaratkan untuk bekerja di bidang ini adalah

  1. Memiliki paling tidak gelar sarjana dibidang yang terkait dengan penambangan dengan pengalaman paling tidak 5 tahun.
  2. Karena seringkali peraturan keselamatan tiap industri penambangan berbeda, dibutuhkan pengetahuan yang mendalam mengenai perijinan, peraturan keselamatan, sistem manajemen dan audit, berbagai jenis pelatihan dibidang keselamatan, kesehatan dan lingkungan.
  3. Soft skill yang dibutuhkan adalah kemampuan untuk menganalisa keadaan dan kebutuhan perusahaan dengan akurat, memiliki integritas tinggi dan berkomitmen dengan keselamatan tenaga kerja.


Geophysicist

Profesional Geophysicist banyak bekerja di lapangan dan laboratorium karena pekerjaannya akan banyak dilakukan di tambang dan penelitian. Hal yang unik dari profesi ini adalah seringkali harus menggunakan berbagai alat seperti bahan peledak, sonar, berbagai radar dan peralatan laboratorium lainnya. Beberapa tanggung jawab seorang Geophysicist antara lain adalah menghitung, menganalisa keadaan fisik bumi secara keseluruhan, termasuk menentukan peralatan dan metode yang cocok dengan keadaan keadaan bumi sebelum eksplorasi dilakukan. Seorang Geophysicist harus memiliki kemampuan untuk menerjemahkan data yang diperoleh kepada anggota tim, klien, manajer senior dan rekannya dalam presentasi .

Spesialisasi tertentu sangat penting bagi seorang Geophysicist untuk menunjukkan nilai tambahnya. Contohnya seperti menjadi seismologist ('membaca' gerakan bumi, gempa), tectnophysicist (mempelajari lempeng tektonik).

Pendidikan yang wajib dimiliki untuk bekerja sebagai geophysicist adalah sarjana teknik geofisika, walaupun dalam prakteknya makin banyak perusahaan mensyaratkan calon karyawannya untuk memiliki gelar Master bahkan Ph.D atau pengalaman minimal 3 tahun. Karena posisi ini berhubungan dengan banyak divisi lain maka keahlian komunikasi sangat dibutuhkan sama halnya dengan kemampuan untuk mengatasi masalah sesuai dengan urgensi waktu.

Indonesia job, Career